Mencari Arti Batik #BiennaleBatikJogja - Monyoku

Update

Jumat, 07 Oktober 2016

Mencari Arti Batik #BiennaleBatikJogja

mencari arti batik
http://www.jogjabatikbiennale.com

Mataku terpaku pada salah satu corak yang menghalagi pandangan didepan. Suatu yang sudah sering aku lihat namun kali ini begitu menikmatinya dari setiap garis dan warnanya. Tiba-tiba terdengar suara bersumber dari belakang, ternyata mesin bis jurusan Purwokerto menuju Jogjakarta sudah menyala. Aku mengalihkan pandangan ke kiri menuju langit yang terlihat biru dengan dominan putih. Burung-burng walet berkerumpul di langit menghiasi perjalananku, seiring bis berjalan. Awan abu-abu bergerak seolah mengejar bis yang aku tumpangi.

Awal pertama aku berkuliah di Jogjakarta memberikan kesan yang amat sangat Istimewa. Bayangkan saja ada berapa ribu mahasiswa baru masuk ke kota Jogjakarta dan salah satunya adalah aku. Tidak hanya kota pelajar namun masih banyak sebutan untuk kota Jogjakarta. Kini aku tinggal di sekitar jalan sosrowijayan saat pulang kuliah selalu melihat baju-baju batik di jual di jalan malioboro sehingga tidak heran jika aku bisa menyebut "Jogja Kota Batik Dunia".

Sesampainya di daerah bernama gaming, aku harus naik navette yang di sediakan satu paket dengan bis tadi sehingga tidak perlu membayar lagi dan bisa di antar sampai tempat tujuan untuk daerah kota Jogjakarta. Aku yang biasanya duduk samping bapak supir pindah ke tengah dengan penumpang lain karena biasanya akulah yang paling dekat untuk turun yaitu daerah malioboro tepatnya jalan sosrowijayan.
"Mas, mau turun mana ?" tanyanya padaku.
"Eh, saya turun Malioboro mas." jawabku seadanya.

Ternyata corak yang menarik perhatianku tadi sudah berada di sampingku yaitu baju batik bermotif mega mendung yang dikenakan oleh mas tersebut. Setiap motif memiliki makna tersendiri baik batik maupun maksud penggunanya, namun aku masih belum paham betul warisan budaya dunia ini. Sesampainya di malioboro aku menemukan ide untuk menghimpun suatu hal yang penting untuk diri ku sendiri, tetapi lebih bermanfaat untuk bisa di pahami dunia mengapa tidak ? Aku yang jum'at, sabtu, dan minggu tidak ada perkuliahan memiliki waktu luang yang longgar untuk dapat berjalan-jalan di kota batik dunia sambil mencari arti batik.
"Masnya sendiri turun mana ? Ngomong-ngomong batiknya bagus mas hehe" tanyaku basa-basi sambil mempersiapkan tas.
"Saya turun Wirobrajan mas, hehe ini oleh-oleh mas" pungkasnya.
"Mas dululuan ya, Pak! saya turun depan stasiun tugu saja. Mari mas.." sambil turun dari navette.
Langkah kakiku menuju rumah cukup jauh jika turun stasiun namun melewati gang sempit akan terasa lebih dekat dan memotong jarak tempuh. Malam ini aku mempersiapkan dua hari kedepan sebelum senin masuk kuliah, yaitu kemana harus mencari arti batik di kota Istimewa ini. Tidak perlu jauh-jauh besok sabtu saya akan langsung ke perpustakan yang berada di jalan malioboro untuk mencari buku terkait Batik. Sesampainya di rumah aku membersihkan badan dan langsung tidur untuk beristirahat.
"Aku beruntung bisa tinggal di Kota Jogjakarta terlebih lagi di kawasan malioboro yang banyak wisatawan dari manca negara untuk berwisata. Pagi ini, harus selesai menelusuri jejak Batik di Malioboro." Ucapku dalam hati.
Sekitar 6 menit dari jalan sosrowijayan menuju perpustakaan membutuhkan waktu tempuh sekitar 6 menit dengan berjalan. Susana pagi ini susah ramai pedagang yang mempersiapkan barang daganganya biasanya sudah berbaris rapi baju batik, tas batik, dan barang lainnya yang berbalut motif batik di jalan malioboro.
"Pak, disini ada buku-buku terkait Batik ?" tanyaku singkat sambil menyerahkan kartu identitas.
"Ada mas. Di lantai 2 dengan class 700-an ya." Sambil memberikan kunci loker.
Wah banyak buku tentang batik di sini hanya saja bingung memilihnya, akhirnya 3 buku aku ambil dan membacanya. Nyaman sekali di perpustakan ini tidak ramai seperti suasana jalan malioboro.
buku batik
Koleksi buku Jogja Library Center. cr:monyoku.com
Dari buku yang telah saya baca ternyata kota Jogjakarta memiliki motif batik yang sangat beragam dan memiliki filosfi tersendiri. Hingga aku berfikir tidak cukup satu hari menyelesaikan buku ini, menyelesaikan membaca sangat mungkin tetapi tidak untuk memahaminya. Sebelum jauh lebih dalam membahas tentang Jogja Kota Batik Dunia, sudahkah kamu tahu sejarah Batik ? Baiklah saya sampaikan apa yang saya dapat dari 3 buku tersebut.

Sejarah Batik
Batik merupakan seni yang tinggi dengan dipandukan dengan teknologi sederhana batik menjadi dikenal oleh dunia dan diakui. Menurut Kuswadi, batik adalah kata yang berasal dari bahasa jawa "Mbatik", kata mbat dalam bahasa yang disebut juga ngembat. Arti kata tersebut melontarkan atau melemparkan. Sedangkan kata tik bisa di artikan titik. Maka arti kata dari Batik adalah melemparkan titik-titik pada kain. Nah, menurut salah satu buku batik memiliki 4 Periode perkembangan batik, jauh sebelum Jogjakarta sebagai Kota Batik Dunia. Apa saja yah ? yuk simak baik-baik.

4. Periode Perkembangan Batik
1. Zaman Kerajaan Majapahit
Salah satu kerajan Hindu Buddha yang terakhir menguasai nusantara. Pada zama ini batik sudah memiliki pusat pembuatan yang berada di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Pada daerah Tulung Agung memiliki batik yang khas bernama Kalangbret. Warna dasar pada batik ini putih dan bercorak colat tua serta biru tua.

2. Zaman Perkembangan Islam
Saat agama Islam batik juga berkembang di salah satu kota bernama Ponorogo. Dahulu terdapat pesantren yang diasuk Kyai Hasan Basri dan menjadi menantu raja Keraton Solo dan kemudia Istri Kyai Hasan Basri memperkenalakan batik di Ponorogo.

3. Batik Jogjakarta dan Solo
Sejak kerajaan mataram batik di daerah Jogjakarta dan Solo sudah dikenal. Berkembang di daerah Plered. Batik pada masa itu hanya untuk kalangan keluarga keraton. Namun, seiring peristiwa yang terjadi oleh kerajaan Mataram batik kian meluas.

4. Perkembangan Batik di Kota Lainnya
Pasukan pangeran Diponegoro pada masa perang sekitar tahun 1830-an menyebarkan batik di daerah Banyumas dan Pekalongan. Pada masa itu batik berkembang pesat sedangkan untuk daerah Tegal, batik dikenal pada abad 19.

"Mas ngantuk ya ?" Sela pengunjung perpustakan yang duduk bersebelahan dengan ku.
"Hehehe sedikit mbak. Aku duluan ya mbak, cari suasana di jalan malioboro dulu." Sembari meletakan buku yang sudah ku pinjam.
Setelah membaca baru keluar pintu perpustakaan aku dapat menjumpai berbagai motif batik dan coraknya. Belum sempat aku menyelesaikan buku tadi sehingga membuat rasa penasaran terkait filosofi di balik motif batik. Aku terus berjalan lurus hingga akhirnya terlihat dari kejauah terdapat pameran batik yang berada di Mal Malioboro hingga besok minggu tanggal 9 Oktober 2016. Beruntung aku masih bisa melihat banyak sekali ragam motif batik yang indah. Lagi-lagi aku berfikir  ada sebutan Jogja Kota Batik Dunia memang benar, di pinggir jalan, pusat perbelanaan, dan pasar terdapat Batik yang beragam.

"Aaah.. besok saja aku ke sini lagi, untuk mempelajari Batik tidak cukup satu atau dua jam saja." Gumamku dalam hati sembari lihat-lihat pakaian yang berjajar apik.









Rrefrensi:
Pamungkas, A. Mengenal Batik dan Cara Mudah Membuat Batik. Yogyakarta: Gita Nagari.
http://www.jogjabatikbiennale.com diakses pada tanggal 8 Oktober 2016.

20 komentar:

  1. i like it batik maju terus nusantara

    BalasHapus
  2. manteb nih batik memang karya khas indonesia perlu di lestarikan juga nih

    BalasHapus
  3. Ditunggu update ny min..
    Tertarik dng hal batik juga nih sy.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya siap terima kasih ya, hari ini saya selesaikan :D

      Hapus
  4. bagi nusa bangsa dan kamu ya ? kakak haha

    BalasHapus
  5. Apa bedanya batik Jogja dengan batik Pekalongan ya?
    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. bedannya tmpatnya pak wadiyoo #eh...

      Hapus
    2. kalau di tanya jelas motiif setiap daerah memiliki perbedannya pak, selain motif warna yang digunakan juga berbeda dari masing2 daerah.

      Hapus
  6. Balasan
    1. paling asik nunggu sambil minum cokalt panas ya bu :D

      Hapus
  7. batik memang keren ya apalagi sudah mendunia

    BalasHapus