Asyiknya Jelajah Alam AQUA bersama Influencers di Solo dan Klaten - Monyoku

Update

Sabtu, 14 September 2019

Asyiknya Jelajah Alam AQUA bersama Influencers di Solo dan Klaten

Jelajah Alam AQUA di Solo dan Klaten (dok. @aqualestari)
Aku berangkat dari Stasiun Yogyakarta menuju Stasiun Balapan Solo menggunakan kereta pagi. Satu jam sebelum keberangkatan sudah siap di bangku ruang tunggu. Stasiun masih terlihat lengah dengan aktivitas, mungkin karena hari ini adalah Senin. Kebanyakan orang akan kembali ketempat asal pada Minggu malam.

“Permisi mas, numpang tanya. Ini benar kereta tujuan Stasiun Balapan Solo?” tanyaku sambil menunjukan e-tiket.

Dengan meletakkan tas yang akan dinaikkan ke dalam kabin, mas berbaju biru tua mengiyakan pertanyaanku. Lega rasanya sudah mengawali penjelajahan dengan benar. Sinar mentari mulai menerobos kaca jendela kereta.

Setengah jam sebelum keberangkatan, kereta sudah siap di line masing-masing. Begitu juga kereta yang aku tumpangi. Jarang sekali aku naik kereta sendirian, dan ini menjadi hal yang menantang. Sekitar 45 menit perjalanan dari Yogyakarta menuju Solo. Ada hal yang benar-benar merasa aku ini sangat bodoh, tetapi menyenangkan!

Meeting poin adalah Hotel di dekat dengat Stasiun Purwosari, dari Stasiun hanya 5 menit sampai hotel. Namun, aku memilih turun di Stasiun Balapan Solo dengan jarak 2,8 km dalam waktu kurang lebih 30 menit sampai hotel.

Di sini aku merasa kan sebuh penjelajahan dimulai, menikmati suasana dan keramaian kota Solo dengan berjalan kaki. Yah, panas terik matahari bukan penghalang bagiku untuk melakukan ini. Tiba-tiba gerobak es dengan gelas yang bergelantungan menarik perhatianku ditengah jalan menuju hotel.

Es Puter Solo terbuat dari santan kelapa yang dicampur dengan ketan hijau dan potongan roti tawar. Hal pertama menarik pandanganku adalah gelas yang diletakan dikaca sepion motor. Tidak hanya dua gelas loh ada 24 gelas yang diletakan setengah lingkaran. Aku bertemu penjual Es Puter Solo di Jalan Turisari X. Mulai berjualan sekitar pukul 11.00 WIB hingga Es Puter Solo habis, biasanya sore hari sudah pulang.


Es Puter Solo (dok. pribadi)

Harga satu gelas Es Puter Solo yaitu Rp7.000, rasanya adem banget disaat cuaca kota Solo cukup panas menyengat. Perpaduan ketan dan es puter yang terbuat dari santan memang menyatu. Kalau dikampungku namanya Es Tung-tung atau Es Dung-dung, hanya saja tidak ada campuran ketan.

Masih awal permulaan untuk menjelajahi Alam AQUA bersama Influencers, aku mencuri start lagi untuk menikmati kuliner di kota Solo.

Kira-kira apa nih? Coba tebak…. kalian tahu kan, bagaimana mudahnya mencari tempat makan yang enak sekarang ini? Berbekal smartphone dengan google maps, Aku pun mencari kuliner sekitar hotel. Bertemulah aku dengan warung makan yaitu Nasi Kebuli Mbah Soleh Ngru-Q. Bertempat di Jalan Perintis Kemerdekaan No.66, Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah.


Nasi Kebuli Mbah Soleh Ngru-Q (dok. pribadi)

Menu utama adalah daging kambing dengan citarasa timur tengah yaitu Nasi Kebuli Kambing. Ada dua variasi untuk Nasi Kebuli Besar dengan harga Rp33.000 sedangkan Nasi Kebuli Kecil dengan harga Rp25.000. Olahan daging sangat empuk dan rasanya sedap banget, baru pertama kali makan Nasi Kebuli dengan daging empuk seperti ini. Untuk teman makan aku memilih Bandrek dan satu gelas Es Batu. Rasa Bandrek dingin dengan panas lebih terasa saat panas haha…

Perjalanan ini adalah pemanasan untuk Jelajah Alam AQUA pada Selasa, 10 September 2019. Ke mana saja Aku bersama Influencers menjelajahi alam AQUA di Solo dan Klaten? Yuk simak seluruh keseruannya.




Hari Pertama Jelajah Alam AQUA


  • Pabrik AQUA Klaten 
Aku bersama peserta Jelajah Alam AQUA masuk ke ruang meeting PT. Tirta Investama Klaten. Safety briefing dari tim AQUA menjelasakan berbagai hal terkait keamanan selama di pabrik. Hal ini dilakukan untuk menjamin berjalannya operasional pabrik yang baik agar kunjungan menjadi aman dan nyaman.

Bapak Arif Mujahidin selaku Corporate Communications Manager, dari Danone-AQUA menjelaskan tentang misi dan komitmen Danone-AQUA dalam mengelola operasional secara bertanggungjawab dalam sosial dan lingkungan.


Selanjutnya 
program-program terpadu dari hulu ke hilir tentang pentingnya menjaga sungai dan memanfaatkan air dengan bijak disampaikan oleh Bapak I Ketut Muwaranata selaku Plant Manager Pabrik Klaten AQUA. 

Lalu, Bapak Rama Zakaria selaku Stakeholder Relation Manager dari Danone-AQUA,  memberikan penjelasan mengenai upaya konservasi dan program-program tentang bagaimana perusahaan dibantu oleh masyarakat bisa menjaga siklus air yang baik.

Aku dan peserta Jelajah Alam AQUA menyaksikan bersama video dan mendapatkan penjelasan mengenai Pusur Lestari, salah satu program konservasi dan program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Danone-AQUA.



Tur Pabrik AQUA Klaten (dok. @aqualestari)


Aku melakukan tur ke dalam pabrik AQUA di Klaten dan melihat langsung bagaimana sistem dan alur produksi dari produk-produk Danone-AQUA. Bagaimana galon-galon dari pelanggan datang dan dilakukan pemeriksaan secara detail. Proses yang ternyata tidak semua menggunakan mesin. Masih ada proses yang membutuhkan tenaga manusia. 


Kunjungan pertama membuat aku merasa lebih paham bagaimana AQUA menjaga agar kwalitas air minum. Sehingga bisa sampai ditangan pelanggan dengan aman.


  • Desa Mriyan
Perjalanan menuju dataran yang cukup tinggi dengan hamparan pohon mawar. Warna merah dan putih bunga mawar terlihat sangat bersemangat. Aku pikir Jelajah Alam AQUA menjadi tur yang amat mengesankan.

Hulu Daerah Aliran Sungai Pusur (DAS) yang berlokasi di Desa Mriyan terlihat begitu kering. Ternyata tidak semua DAS memiliki bentang alam bak air terjun yang ada di label air minum. 



Ibu Titik Susana Ristyawati (menggunakan megaphone) menjelaskan karakter hulu DAS. (dok @aqualestari)


Ibu Titik Susana Ristyawati dari Lembaga Pengembangan Teknologi Perdesaan (LPTP) Desa Mriyan memberikan penjelasan tentang karakter hulu DAS adalah kering dan bersifat porus. Ia juga menjelaskan bahwa tidak semua hulu DAS berbentuk hulu sungai. 


Beranjak dari tempat yang cukup panas namun, terpaan angin sangat menyejukkan. Aku dan peserta Jelajah Alam AQUA menuju salah satu rumah warga. Bukan tanpa alasan, Sekar Dewani sebutan kelompok tani di Desa Mriyan menjelaskan dan memperlihatkan bagaimana cara budidaya bunga Krisan di Desa Mriyan, kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali.



Peserta Jelajah Alam AQUA menanam bibit tanaman Krisan (dok. @aqualestari)


Kelompok tani Sekar Dewani melakukan kegiatan budidaya tanaman. Salah satu yang aktif dikembangan adalah tanaman Bunga Krisan. Kegiatan budidaya tanaman Krisan meliputi pembibitan, penanaman, dan perawatan bunga Krisan. Biasanya Bunga Krisan ini dijual dan digunakan sebagai bunga hias.


Untuk menanam tanaman bunga Krisan membutuhkan greenhouse supaya bibit dapat berkembang dengan baik. Suhu dan air yang mengenai bibit harus cukup tidak berlebihan sehingga dibutuhkan greenhouse. Aku melihat kak Caesa Ramadhanis sangat antusias untuk menanam tanaman bunga Krisan.

Peserta Jelajah Alam AQUA juga sangat tertarik merasakan pengalaman menanam ini. Tanaman Bunga Krisan akan tumbuh sekitar 3 bulan dengan penyinaran dan pengairan yang cukup. Karena menanam di bulan September maka sekitar akhir tahun 2019, bisa melihat cantiknya Bunga Krisan di Desa Mriyan.


  • Gumuk Indah

Setelah menanam bibit bunga Krisan, para peserta Jelajah Alam AQUA melakukan hiking ringan ke wisata Gumuk Indah yang masih menjadi bagian dari Desa Mriyan. Pemandangan yang mempesona dari Gumuk Indah terlihat saat melakukan perjalanan hingga ke puncak.


Gapura Menuju Gumuk Indah (dok. @aqualestari)


Lokasi Gumuk Indah yang juga difungsikan sebagai Camping Ground menawarkan tantangan tersendiri. Terdapat satu spot yang terlihat jelas yaitu menara yang terbuat bambu. Mungkin sekitar 2 tahun lalu spot ini dibuat, karena saat aku mencoba naik ke atas. Beberapa bambu sudah ada sedikit yang patah karena termakan usia. Masyakarat yang ikut mendampingi peserta jelajah memperingatkanku untuk hati-hati.


Menara Pandang di Gumuk Indah yang terbuat dari bambu. (dok. pribadi)

Stasiun Cuaca Gumuk juga berada di tempat ini lho! Setiap sebulan sekali dilakukan monitoring untuk pengambilan data hujan.

Gumuk Indah juga menjadi bagian pengembangan ekonomi masyarakat hutan di mana masyarakat diajak mengelola dan berladang di daerah tangkapan air. Terdapat kelompok Karya Muda yang berfokus pada budidaya Anggrek, Kopi, bahkan Tembakau. 


Makan bersama di Gumuk Indah. (dok. pribadi)


Setelah merasakan keseruan dari Jelajah Alam AQUA ini para peserta pun diajak menyantap makanan tradisional berupa Nasi Jagung. Jika di daerah Jogja mengenal Nasi Jagung dengan sebutan Bledak dengan tekstur yang cukup lembek. Di sini Nasi Jagung berwarna putih dan lebih kering.

Suasana di Gumuk Indah sangat sejuk, sembari menyantap makanan khas, Kopi Merapi menjadi teman makan kali ini. Rasanya sangat nikmat, kuliner lokal memang paling enak saat dimakan bersama-sama.





  • Biogas Mundu
Dari Gumuk Indah menuju lokasi desa Mundu membutuhkan waktu sekitar satu jam. Hal unik dari biogas yang digunakan oleh warga adalah hasil arisan. Dari sekitar 10  orang yang tertarik mengikuti arisan hingga saat ini puluhan warga sudah menggunakan biogas.

Aku sangat takjub melihat semangat dari warga yang berani maju untuk terus berjuang. Mendengar cerita yang disampaikan pemilik rumah yang aku dantangi bersama peserta Jelajah Alam AQUA.   

Biogas sangat membantu ekonomi masyarakt yang sudah mandiri untuk kebutuhan bahan bakar seperti gas LPG. Tanpa perlu takut kehabisan pasokan, warga sudah bisa memasak dengan nyaman dan aman. Selain itu, Biogas dapat menjadi sumber energi alternatif untuk mengidupkan lampu penerangan petromaks. 

Hari kedua Jelajah Alam AQUA

  • Lab Pertanian Desa Polan
Kunjungan pertama untuk Jelajah Alam AQUA hari keduai adalah Lab Pertanian Desa Polan. Tanaman padi ditanam secara organik hingga membuat pupuk alami dan memproduksinya hingga dijual untuk pertanian.

LSM Gita Pertiwi bekerja sama dengan AQUA Lestari membantu membina dan mendukung LSM ini yang kemudian bisa membantu Komunitas Petani Alami Klaten (KOMPAK) yang terdiri dari 5 desa berbeda (Polan, Daleman, Ponggo, Sudimoro, dan Keprabon).

Teh Bunga Telang (dok. pribadi)


Nah, aku mengunjungi salah satu lab pertanian di desa Polan. Di sini, ada Tanaman Telang yang menghasilkan Bunga dan oleh petani Desa Polan diolah menjadi teh. Uniknya teh Bunga Telang yang berwarna biru dapat berubah warna menjadi ungu saat dicampur air jeruk nipis. Rasa teh Bunga Telang sangat segar.

Khasiat dari Bunga Telang ini adalah untuk detox. Pengolahannya sendiri cukup mudah karena dapat dipetik setiap hari, lalu dijemur selama 3-4 hari.

Penangkaran Burung Hantu (dok. pribadi)


Selain Teh Bunga Telang di Lab Pertanian Desa Polan dikembangbiakkan Burung Hantu (Tyto Alba). Penangkaran burung hantu dilakukan hingga burung hantu bisa mandiri mencari makan di alam lepas. Burung Hantu menjadi predator alami bagi hama dari lahan pertanian milik masyarakat yang tergabung dalam KOMPAK.

  • Bank Sampah Margosaras
Kunjungan berikutnya adalah Bank Sampah Margosaras yang dekat dengan Lab Pertanian Polan. Bank Sampah Margosaras masih di satu desa yang sama dengan alamat di Dukuh Margosaras, Desa Polan, Kecamatan Polanharjo. Bank sampah ini dibina oleh LSM Lestari yang memang berfokus pada pengolahan sampah.

Pengelola Bank Sampah (dok. @aqualestari)

Bank sampah ini dibina oleh LSM Lestari yang fokus pada pengolahan sampah. Ada empat jenis sampah yang ada di Bank Sampah ini yakni Sampah yang Dikreasikan, sampah organik (kompos), sampah layak jual (kardus, besi, kaca, dan kertas), dan Sampah Plastik.

Bank Sampah Margosaras buka setiap hari Minggu. Sembako atau uang tunai bisa diperoleh jika menabung di Bank Sampah Margosaras. Kecenderungan masyarakat untuk mengambil hasil tabungan adalah saat hari raya. Tetapi, tidak harus menunggu hari raya, jika ingin mengambil hasil tabungan ya.

Kak Salman mencoba kerajinan Bank Sampah berupa Topi (dok. @aqualestari)

Setelah melihat Bank Sampah Margosaras, saatnya mengunjungi etalase hasil kerajinan yang terbuat dari daur ulang sampah. Yups benar sekali, bahan yang diperoleh dari bank sampah. Rukun Santoso di Desa Karanglo adalah tempat etalase kerajinan tangan hasil kreasi dari bank sampah.

Hasil kerajinan beragam mulai dari tas ransel, tas lapto,p topi, tempat pensil, dan yang lainnya. Tertarik untuk membelinya?

  • Taman Kehati
Jelajah Alam AQUA berikutnya adalah Taman Kehati. Di sini ditanam beraneka ragam tanaman loh. Taman Kehati juga menjadi tempat konservasi untuk identifikasi serangga, burung, reptil, dan berbagai macam spesies lainnya.

Taman Kehati (dok. @aqualestari)


Taman Kehati memiliki keunikan loh. Beberapa pohon yang dipilih memiliki barcode, jika di scan menggunakan smartphone akan mencul nama dan manfaat tanaman yang telah di scan.

  • Rumah Sumber
Perjalanan yang membuat aku takjub salah satunya masuk ke Rumah Sumber. Karena untuk memasuki rumah sumber harus dibatasi dan bergantian. Dari Rumah Sumber aku menjadi paham kenapa AQUA menggandeng masyarakat untuk melakukan aktivitas yang menyejahterakan. Wilayah yang aku kunjungi bersama peserta Jelajah Alam AQUA adalah wilayah yang memiliki peran penting untuk keberlangsungan sumber mata air.

Aku meilihat dengan jelas mata air yang keluar dari sumur yang dibatasi oleh kaca. Sumur ini mengeluarkan air dari dalam tanah dengan menggali sekitar 30-50 meter.

Dari Rumah Sumber kemudian air dialirkan ke Pabrik Danone-AQUA menggunakan pipa bawah tanah dengan panjang 1,2km. Di pabrik, air kemudian dicek kembali kwalitasnya. 

  • Mata Air Sigedang
Mata Air Sigedang yang berdekatan dengan Taman Kehati dan Rumah Sumur memiliki air yang jernih. Selain jernih, kesegaran saat aku berenang di mata air ini sangat terasa. 


Mata Air Sigedang (dok.pribadi)


Tidak hanya bisa bermain air di Mata Air Sigedang. Bermain bersama ikan dan berfoto underwater menjadi aktraksi yang sangat disayangkan untuk dilewatkan.

Peserta Jelajah Alam Aqua (dok. @aqualestari)


  • River Tubing Pusur Adventure
Yeay masih main air lagi, yaitu River Tubing! Kali ini aku dan peserta Jelajah Alam AQUA beraktivitas di Sungai Pusur, dusun Wareng.

River Tubing Pusur (dok. @aqualestari)


River Tubing ini merupakan salah satu bentuk kerja sama antara Danone-AQUA dengan masyarakat di sepanjang Sungai Pusur untuk turut serta aktif menjaga kebersihan dan kelestarian sungai dari pencemaran sampah.

Sebagai salah satu wisata lokal River Tubing Pusur Adventure ini bisa juga menjadi program yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dari segi ekonomi.


Hwaaaa... keseruan mengikuti Jelajah Alam AQUA, Monyoku sangat berterimakasih telah memberikan kesempatan untuk bisa ikut kegiatan ini. 

Bersama tim Danone (dok. @aqualestari)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar